Friday, September 19, 2008

Tentang Kematian

Baru sepekan yang lalu saya diingatkan tentang kematian.
Adalah ceramah Ust. Ihsan Tanjung di Ta'lim Dzuhur Ramadhan gedung Cyber yang membuat bulu kuduk para jama'ah merinding. Selain tentang kematian, kita juga diingatkan tentang kehidupan setelah kematian.. Betapa kehidupan dunia yang fana begitu melenakan.. Sementara kehidupan akhirat yang kekal seringkali terlupakan..

“Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?” (QS Al-An’aam 32)

Kemudian hari ini datang sebuah berita duka.
Seorang teman saat kuliah dulu telah dipanggil oleh Yang Maha Kuasa.
Diusianya yang masih muda (32 tahun), Surahman Kholil menghembuskan nafas terakhirnya. Rasanya baru kemarin kami kuliah bareng, dan pernah satu tim saat gladi di Telkom kandatel Jaksel..

Inna lillahi wa inna ilaihi roji'un..
Selamat jalan sobat..

Kematian adalah rahasia Ilahi.. bekerja secara misterius.. bisa kapan saja, dimana saja.. tak bisa dimajukan maupun dimundurkan.. Lalu bagaimana kesiapan kita menghadapinya..?

“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.” (QS Ali Imran 185)

Dan cukuplah kematian itu sebagai pengingatmu, Wahai Andy...

Wednesday, September 17, 2008

Rezeki Yang Tertunda..

Berikut artikel berisi dialog seseorang yang sedang mengisi
bensin di suatu SPBU dengan seorang satpam penjaga disitu.

Penanya : "Kerja disini digaji pak?"

Satpam : "Iya dong pak."

Penanya : "Alhamdulillah ya, masih bisa kerja dan digaji.
Sementara ada orang lain yang ngga' punya pekerjaan
apalagi digaji"

Satpam : "Iya sih, pak. Tapi, Saya bosan pak, sudah 7 tahun
begini terus ... jadi satpam aja. Gaji pun naik ala kadarnya."

Penanya : "Ooo begitu ya pak. Ohya, sudah sholat pak?"

Satpam : "Belum. Nanti aja, tanggung. Jam 5-an aj deh."

Penanya : "Wah, sekarang jam 3-an, waktunya ashar.
Kalau bapak sholat jam 5 berarti menunda sholat 2 jam.
Kalau satu hari ada 5 waktu sholat, rata-rata bapak
menunda 5 x 2 jam = 10 jam. Artinya Satu minggu bapak
menunda 7 x 10 jam = 70 jam. Satu bulan 4 x 70 jam = 280 jam.

Satu tahun bapak menunda 12 x 280 jam = 3360 jam.
Dan akhirnya selama 7 tahun bapak telah menunda sholat
selama 7 x 3360 jam = 23520 jam atau sama dengan 3 tahun.

Nah, jadi dari 7 tahun yang bapak merasa bosan itu,
bapak telah kehilangan 3 tahun menunda sholat."

Satpam : "Wah, iya-ya pak. Banyak banget ya."

Penanya : "Iya pak. Wajar kalau rezeki bapak tertunda juga."

Penanya : "Sholatlah tepat waktu pak. Kalau sudah bisa,
sholatlah berjama'ah, kalau sudah bisa, tambahkan dengan
yang sunah, kalau sudah bisa, lengkapi dengan sholat Dhuha
dan Tahajud. Lalu sempurnakan dengan sedekah."

Satpam : "Iya pak, astaghfirullah. Jadi selama ini saya sendiri
yang menjadi penyebab tertundanya rezeki Allah turun."

sumber: milis TDA