Friday, March 28, 2008

Silaturahim On Weekend

Beberapa pekan terakhir ini, ada agenda baru saat memasuki weekend. Yup, mengantarkan buku! Sejak membuka toko buku online kecil2an, Barokah Book Store, alhamdulillah.. ada saja pesanan yang minta diantar langsung ke rumah atau kantornya. Mengapa weekend alias sabtu-ahad? karena senin-jum'at saya harus bekerja dengan status saya sebagai TDB. Untuk lokasi Jabodetabek, sebisa mungkin saya deliver langsung ke buku yang dipesan ke lokasi yang masih available untuk diantar. Tentunya bukan sekedar mengantar buku, tetapi sekaligus menjalin tali silaturahim.

Pekan lalu, saya silaturahim ke daerah Bintaro, tepatnya Mahagony Park. Pak Amru, si tuan rumah memesan paket buku untuk anak muslim (4 buku) untuk anak satu2nya. Tadinya, saya mengira anak Pak Amru yang dibelikan buku berusia sekitar 5-10 tahun. Biasanya anak2 pada usia tersebut memang sedang gemar2nya membaca. Ternyata, usia anak Pak Amru baru berusia 1 tahun. Subhanallah, betapa besar perhatian Pak Amru kepada anaknya. Di awal masa pertumbuhannya, Pak Amru dan istri, sudah mendidik anak sejak dini dengan membacakan berbagai kisah dari buku2 tsb.

Dari Pak Amru kemudian saya mendapat masukan tentang acara2 pengajian di Musholla Al Barokah Gedung Cyber. Beliau ternyata member milis musholla, yang dari milis itu juga beliau membaca email promosi buku saya. Input dari Pak Amru adalah agar Al Barokah mengadakan acara pengajian diluar jam kantor, seperti Sabtu atau Ahad. Selama ini kita seringkali memang menggelar acara saat jam istirahat kantor (ba'da zhuhur), sehingga mereka yang berada diluar Cyber mengalami kendala untuk ikut serta.

Sebelum pamit, saya menanyakan alamat teman kantor yg lokasinya tidak jauh dari rumah Pak Amru. Alhamdulillah, hanya sekitar 500 meter, saya melanjutkan silaturahim ke rumah Pak Rosyid, teman kantor yg baru saja dikaruniai putri pertamanya. Selamat menjadi ayah, Pak Rosyid.. :)

Silaturahim memang indah sekaligus membawa berkah..

Wednesday, March 26, 2008

Nyang Penting Pelototin Amplopnye...!!!

Nice story.. Mengingatkan kita untuk tetap fokus pada apa yang ingin kita raih..

====

"Byuuuuuuuuuuur!!!"

Untuk belasan kalinya bocah yang berbeda gagal dan nyebur ke dalam sungai. Sejenak tubuh mereka seolah ditelan oleh coklatnya kalimalang. Tak berapa lama kepala mereka tanpak menyembul, berenang-renang ketepian sungai, kemudian berdiri bersama yang lain menggigil kedinginan diatas lumpur yang sudah mengering. Meskipun tidak semeriah mula-mula, penonton kembali tertawa. Mungkin mereka mulai agak bosan, apalagi adegan ini sudah tidak terlalu lucu lagi, untuk kesekian kalinya bocah-bocah ini gagal. Tugas bocah-bocah ini sepintas sederhana, berjalan diatas bambu yang dilumuri oil, yang ujungnya digantungi sekumpulan amplop berisi uang. Pertunjukan biasa disaat perayaan tujuhbelasan.

Tak berapa lama tampilah seorang pria gempal berkumis tebal, berkulit hitam. Setahu ku si bapak sudah mengamati peristiwa ini cukup lama. Tersirat ketidaksabaran pada dahinya yang berkerut. Dengan celana bahan tergulung sebagian, bersendal jepit dan mengenakan topi tak bercaping, bertuliskan FBR, Ia berjongkok dipinggir kali. Tangannya memberi kode dan memanggil bocah-bocah tersebut. Rupanya 'Boss Besar' ingin bicara. Sambil menunjuk kearah amplop-amplop itu ia berteriak, "Bambunya nggak usah ente liatin, nyang penting no …amplopnye, pelototin amplopnye aje, ..inget amplopnye..!!! Pasti elu nyampe !!!

Pengarahan yang singkat, padat dan sederhana. Aku pikir ia akan memberitahu jurus-jurus rahasia, tapi ternyata tidak. There's no tricks, only simple tips ! Sejenak aku merenung. Betapa benar ucapannya. Kata-kata yang nyaris sama pernah kubaca disebuah buku luar biasa. Dr. Norman Vincent Peale dalam bukunya The Power of Positif Thinking, pernah bertutur sebuah cerita yang lebih kurang sama dengan adegan tujuh belasan ala Kalimalang diatas. Seorang pesenam yang nampak ketakutan berjalan diatas palang-palang, mendapat tips sederhana dari pelatihnya. "Lemparkan hatimu kepalang itu, maka tubuhmu akan mengikutinya". Hampir pasti Bapak "FBR" ini tidak pernah mendengar kata-kata "The Power of Positive Thinking" apalagi mendengar nama Dr. Norman Vincent Peale, tetapi kebijakan hidup yang sama rupanya telah diturunkan dari generasi kegenerasi. *Tanpa memandang ras, latar belakang dan apapun juga. Hidup tanpaknya selalu dengan senang hati membuka rahasia, kepada mereka yang mau mendengarkannya*. Memang ketika kita berfokus pada tujuan hidup, maka kita akan mampu melewati apapun halangan dan rintangan yang seolah menggagalkan langkah kita. Demikian hebatnya kekuatan fokus manusia yang kemudian dikuatkan rasa percaya diri, hingga kita menjadi mudah melalui perapian yang menyala-nyala. Tanpa ilmu apapun. Seorang ibu yang demikian terfokus atas keselamatan bayinya, dengan reflek mengangkat mobil yang melindas sang bayi. *Keep on your focus, let a miracle of live handle the rest !!!*

Sedikit meneruskan adegan tujuhbelasan diKalimalang. Setelah mendapat pengarahan dari 'Boss Besar' puluhan amplop yang bergantungan itu telah berkurang banyak jumlahnya. Bocah-bocah sungai ini berhasil mendapatkan upah dari kehidupan dengan menerapkan nasehat sederhana.

"Bambunya nggak usah ente liatin, nyang penting no …amplopnye, pelototin amplopnye aje, ..inget amplopnye..!!! Pasti elu nyampe !!!"


Source: Milis TDA

Thursday, March 6, 2008

5 Prinsip Membangun Keluarga SAMARA

Kajian rutin tafsir al Qur'an di Al Barokah - Cyber pekan ini oleh KH. Abdul Hasib Hasan, Lc. membahas tentang Surat Ar Ruum : 21. Ayat ini identik dengan pernikahan dan segala pernak perniknya..

"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir." (QS. Ar-Ruum : 21).

Ada 5 prinsip yang harus dilakukan untuk mencapai rasa tenteram, kasih dan sayang dalam rumah tangga:

1. Sikap yang santun dan bijak (Mu’asyarah bil Ma’ruf)
Merawat cinta kasih dalam keluarga ibaratnya seperti merawat tanaman, maka pernikahan dan cinta kasih harus juga dirawat agar tumbuh subur dan indah, diantaranya dengan mu’asyarah bil ma’ruf. Rasulullah saw menyatakan bahwa : “Sebaik-baik orang diantara kamu adalah orang yang paling baik terhadap isterinya, dan aku (Rasulullah) adalah orang yang paling baik terhadap isteriku.” (HR.Thabrani & Tirmidzi)

2. Saling mengingatkan dalam kebaikan
Di antara bentuk ketakwaan suami istri dalam mempererat serta mengokohkan rumah tangga adalah dengan saling nasehat menasehati untuk menjalankan sunnah Nabi. Lihat dan renungkanlah betapa indah dan harmonisnya rumah tangga yang dibangun diatas Al-Qur’an dan sunnah serta metode para sahabat yang telah digambarkan oleh Nabi dalam haditsnya,
"Allah merahmati seorang suami yang bangun pada malam hari untuk melaksanakan shalat (malam/tahajjud) lalu dia juga membangunkan istrinya hingga shalat. Jika istrinya enggan untuk bangun dia percikan air kewajahnya. Dan Allah merahmati seorang istri yang bangun dimalam hari untuk melaksanakan shalat (malam/tahajjud) lalu dia membangunkan suaminya hingga shalat. Jika suaminya enggan untuk bangun dia percikan air kewajahnya" (HR. Ahmad, Nasai, dan Ibnu Majah dan derajatnya hasan shohih).

3. Lebih mengutamakan untuk melaksanakan kewajiban, daripada menuntut hak
Dalam membangun rumah tangga, suami dan istri memiliki hak dan kewajiban yang saling sinergi satu sama lain. Untuk menghadirkan ketentraman, hendaknya setiap individu lebih mengedepankan kewajiban daripada hak. Hal ini akan menumbuhkan sikap saling pengertian dan rasa tanggung jawab. Sebaliknya, tuntutan2 yang muncul dalam kehidupan rumahtangga dapat menyulut api perpecahan diantara pasangan suami-istri.

4. Saling menutupi kekurangan pasangannya
Setiap suami pasti memiliki kekurangan, begitu juga dengan sang istri. Kekurangan2 tsb sangat mungkin baru diketahui oleh pasangan masing2 setelah menikah. Dengan saling menutupi kekurangan diri masing2, harmonisasi dalam rumahtangga akan terjaga. Tidak seperti seleb yang saling mengungkapkan aib pasangannya ke pihak lain, yang kemudian berakhir dengan perceraian. Prinsip saling menutupi ini didasari oleh Surat Al Baqarah ayat 187, "..mereka adalah pakaian bagimu, dan kamupun adalah pakaian bagi mereka..". Fungsi pakaian adalah menutup aurat, sehingga dapat dipahami bahwa suami-istri hendaknya saling menutupi kekurangannya satu sama lain.

5. Saling tolong menolong
Tolong menolong. Itulah kata kunci pasangan samara dalam mengelola keluarga. Suami-istri itu akan berbagi peran dan tanggung jawab dalam mengelola keluarga mereka. Sungguh indah gambaran pasangan suami-istri yang seperti ini. Suaminya penuh rasa tanggung jawab, istrinya mampu menjaga kehormatan diri dan pandai menempatkan diri.

Saturday, March 1, 2008

Berubah Untuk Beruntung

Khutbah Jum'at di Cyber kemarin terasa spesial dengan kehadiran Ketua MPR, DR. Hidayat Nurwahid. Pak Dayat, demikian beliau biasa dipanggil, menyampaikan khutbah dengan bahasanya yang khas: cepat, padat dan berisi. Intonasinya yang cepat, menuntut kita untuk serius menyimak kata demi kata yang keluar dari lisannya.

Dalam khutbahnya, Pak Dayat menekankan tentang urgensi perubahan bagi seorang muslim. Perubahan untuk menjadi muslim yang lebih baik. Baik dari sisi ilmu, iman dan amal. Sebagaimana Rasulullâh pernah menyampaikan: “Barang siapa yang hari ini lebih baik daripada hari kemarin, beruntunglah ia. Barang siapa yang hari ini sama dengan hari kemarin, merugilah ia. Dan barang siapa yang hari ini lebih jelek daripada hari kemarin, celakalah ia.”

Untuk menjadi orang yang beruntung dan tidak merugi, Pak Dayat memberi resep Surat Al 'Asr. Ayat-ayat dalam surat ini singkat, namun maknanya sangat mendalam. Bahkan menurut Imam Syafi'i, seandainya Al Qur'an hanya berisikan Surat Al 'Asr, niscaya hal itu sudah cukup. Hal ini menegaskan betapa kandungan surat ini sangat normatif, aplikatif sekaligus konprehensif.

waal'ashri
[103:1] Demi masa.
inna al-insaana lafii khusrin
[103:2] Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,
illaa alladziina aamanuu wa'amiluu alshshaalihaati watawaasaw bialhaqqi watawaasaw bialshshabri
[103:3] kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.