Friday, July 25, 2008

Kiat Sukses Mendidik Anak

Suatu ketika, selepas sholat Jum'at, saya sempat ngobrol sejenak dengan sang khotib. Dia bercerita tentang sulitnya mendidik anak saat ini. Ketika umminya dirumah sering bercerita tentang kehidupan rasulullah dan para sahabat kepada anak2nya, ternyata anak2nya justru lebih mengenal tokoh Naruto dibandingkan Abu Bakar atau Umar. Bahkan, lanjut ustadz yang bergelar Doktor tersebut, suatu ketika ia pulang kerumah dihampiri oleh anaknya yang berumur sekitar 5 tahun dan kemudian bertanya, "Abi, pacaran itu apa sih ?"

Jika ulama seperti beliau saja mengalami kesulitan dalam mendidik anak, bagaimana dengan kita? Bagaimana menjaga anak kita dari pengaruh TV dan lingkungan pergaulannya? Bagaimana seharusnya peran kita sebagai orangtua dalam mendidik anak?

Alhamdulillah, kajian tentang ilmu mendidik anak kemarin digelar di musholla al barokah gedung cyber. Menurut pembicara, ustadzah Herlini Amran, MA. ada 4 faktor yang menjadi kunci sukses mendidik anak:

1. Orangtua

Al-Imam Al-Ghazali dalam Al-Ihya’nya menerangkan bahwa “Anak adalah amanah bagi orang tuanya. Hatinya yang suci merupakan permata tak ternilai harganya, masih murni dan belum terbentuk. Dia bisa menerima bentuk dan corak apapun yang diinginkan. Jika dia dibiasakan dan diajari kebaikan, maka akan tumbuh pada kebaikan & menjadi orang yang berbahagia dunia dan akhirat. Pahalanya bisa dinikmati orang tuanya, guru dan pendidiknya. Jika ia diabaikan dan dibiarkan, maka dia akan menderita dan rusak. Dosanya juga ada di pundak orang yang bertanggung jawab mengurusnya”.

Secara umum Rasulullah saw telah menjelaskan tugas dan kewajiban orang tua terhadap anaknya dalam sabda beliau saw yang diriwayatkan oleh Hakim :
- Memberi nama yang baik
- Membaguskan (mengajar) akhlaknya.
- Mengajar baca tulis.
- Mengajar renang.
- Mengajar memanah atau menembak (ketrampilan).
- Memberi makan yang halal, dan
- Menjodohkannya (menikahkannya) bila telah dewasa dan orang tua mampu

2. Ilmu
Dalam mendidik anak, ada 5 hal positif yang harus diberikan oleh orangtua:
- Keteladanan
- Adat kebiasaan
- Nasehat
- Memberikan perhatian
- Memberikan hukuman

Menurut Dorothy Law Nolte, ada hubungan sebab akibat dalam perlakuan yang diberikan kepada anak.. Children Learn What They Live..
- Bila anak sering dikritik, ia belajar mengumpat
- Bila anak sering dikasari, ia belajar berkelahi
- Bila anak sering diejek, ia belajar menjadi pemalu
- Bila anak sering dipermalukan, ia belajar merasa bersalah
- Bila anak sering dimaklumi, ia belajar menjadi sabar
- Bila anak sering disemangati, ia belajar menghargai
- Bila anak mendapatkan haknya, ia belajar bertindak adil
- Bila anak merasa aman, ia belajar percaya
- Bila anak mendapatkan pengakuan, ia belajar menyukai dirinya
- Bila anak diterima dan diakrabi, ia akan menemukan cinta

3. Lingkungan
Lingkungan memiliki pengaruh yang besar pada pendidikan anak. Sebaik apapun pendidikan anak dalam keluarga namun lingkungannya buruk maka akan berimbas pada prilaku anak begitu juga sebaliknya.

4. Do'a
Dalam mendidik anak, tidak cukup dengan hanya mengandalkan kekuatan akal dan jasmaninya. Bimbingan ilahiyah sangatlah diperlukan. Kelemahan manusia dalam memandang sesuatu yang baik buat si anak begitu relatif. Terkadang ia berpikir bahwa suatu perbuatan yang menurutnya sudah baik untuk pendidikan si anak, pihak lain memandangnya sebagai suatu yang tidak tepat Maka sehebat apapun manusia berteori, tidak akan terlepas dari kemampuan akalnya yang terbatas.

Para Nabi banyak berdoa agar dikaruniai anak-anak yang taat kepada Allah. Perhatikan doa Nabi Ibrahim (Q.S Albaqarah:128-129 dan Ibrahim:35), doa nabi Zakaria (Q.S Maryam: 5-6 ), dan doanya hamba-hamba Allah yang sholeh (Q.S Al-Furqon:74).

Keberhasilan dalam pendidikan anak akan memunculkan generasi yang akan merubah umat manusia dari kegelapan syirik, kebodohan, kesesatan dan kekacauan menuju cahaya tauhid, ilmu, hidayah dan membawa kedamaian dan rahmatan lil’alamin, sehingga dapat menentukan kesuksesan dan keberhasilannya dalam mengemban amanah sebagai khalifah Allah di muka bumi. Tidak cukup hanya itu saja bahkan untuk orang tuanya yang sudah meninggal (di alam barzakh), anak sholeh ini menjadi sumber pahala yang terus mengalir tak putus-putusnya bagi mereka...

1 comment:

Unknown said...

bagus... terimakasih postingannya